25/12/07

HARI BARU Telah Datang

Untuk membaca HARI BARU lebih jelas Anda bisa langsung mengklik bagian halaman-halaman berikut ini:

24/12/07

Kenapa kita mendukung Hasyim


Tampilnya K.H Drs Hasyim Afandi sebagai salahsatu kandidat Bupati Temanggung pada pilkada 22 Juni 2008 mendatang, adalah suatu berkah dan kebahagiaan bagi kita, rakyat Temanggung. Hasyim yang sebelumnya tidak berminat menjadi kandidat bupati akhirnya berkenan maju karena desakan dari banyak pihak. Yang menarik, dari sekian dorongan pihak yang mendukung Hasyim semua bersifat murni ingin mendapatkan pemimpin Temanggung yang baik. Tentu ini adalah suatu kencenderungan sikap politik yang wajib disambut secara positif mengingat Temanggung saat ini sedang mengalami krisis kepemimpinan.

Minimal, ada empat alasan kenapa kita harus mendukung Hasyim Afandi.

Pertama, Hasyim adalah seorang organisator. Kategori ini sangat penting mengingat pemimpin di Indonesia seringkali tidak memiliki tipikal organisastor yang tangguh sehingga gagap ketika mengendalikan birokrasi. Dengan modal kepemimpinan yang baik, Hasyim tidak mudah goyah oleh berbagai desakan. Hasyim memiliki sikap tegas, namun tidak otoriter.

Ia mendengar banyak masukan dan kritik, namun tidak lantas larut oleh desakan-desakan, apalagi desakan yang menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan. Hasyim memilih mayoritas rakyat,-bukan golongan, elit, maupun partai tertentu sebagai tujuan pengabdian. Mayoritas rakyat adalah tujuan utamanya. Semua kebijakan Hasyim akan selalu diperuntuhkan kepada mayoritas. Ini adalah politik populis, Artinya merakyat.

Namun demikian Hasyim sadar bahwa kebijakan populis tidak selalu baik. Ada kalanya seorang pemimpin harus bersikap tegas dan tidak bertindak populis jika arah populisme itu hanya akan merugikan rakyat. Harus disadari, kepentingan populis itu sendiri kadang bersifat pragmatis yang kalau dituruti justru hanya membahagiakan rakyat dalam waktu singkat namun jangka panjang berdampak buruk.

Saat menjadi Bupati Magelang, mayoritas pegawai,-yang karena mentalnya sudah buruk,- kehendak mayoritas pegawai dilawan oleh Hasyim, sebab menurut Hasyim, rata-rata pegawai pikirannya pragmatis dan hanya untuk kepentingan mayoritas mereka. Sikap mayoritas seperti malas-malasan dan bekerja asal-asalan ditentang oleh Hasyim.

Dalam masa awal memang para pegawai merasakan sikap yang terlalu ketat dari seorang Bupati, namun sekarang, para pegawai di magelang sadar bahwa apa yang dilakukan dengan praktek disiplinasi Hasyim ternyata berbuah bagi perbaikan bersama. Etos kerja kepegawaian meningkat, gotong royong berlangsung, dan pemda memiliki wibawa di depan masyarakat karena beberapa program yang dilaksanakan pemda di bawah kepemimpinan Hasyim berdampak baik bagi Rakyat.

Kedua, Hasyim adalah seorang politisi. Seorang Bupati non politis memang sering dianggap sebagai pemimpin yang baik karena pengertian politisi di Indonesia selama ini banyak diidentikan sebagai pencari kekuasaan, brutus dan machiavelian (stereotypean menghalalkan segala cara untuk mendapat uang dan jabatan).

Tentu saja pengertian politisi dalam konteks menilai Hasyim tidak demikian, melainkan sebagai sosok yang paham seluk beluk politik melalui pengalamannya berpolitik selama di Partai Golkar, Menjabat Bupati Magelang dan hubungannya dengan berbagai kalangan. Hasyim memang bekas tokoh Golkar di Temanggung dan Magelang, namun ia bukanlah tipikal politisi yang oportunis dan gemar melakukan praktek busuk seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Hasyim adalah Hasyim. Sekalipun di lingkungan birokrasi dan partai KKN sudah membudaya, tapi Hasyim tidak pernah terseret limbah busuk tersebut. Di sinilah uniknya seorang Hasyim. Ternyata di tengah-tengah lumpur busuk tersebut kita masih bisa melihat intan berlian yang indah, yang tidak luntur oleh busuknya limbah.

Sebagai seorang politisi, ia paham situasi politik, relasi kekuasaan dan tidak mudah dibujuk atau dirayu. Hasyim sadar di sekitarnya banyak intrik, fitnah dan praktek jilat menjilat. Kesadaran ini membentuk Hasyim untuk menjaga jarak dan berlaku hati-hati agar dirinya tidak masuk kubangan dosa politik. Keberhasilannya memegang prinsip moral inilah yang membuat orang di kalangan partai politik kemudian mengagumi sosok Hasyim.

Ketiga, Hasyim seorang cendekiawan. Banyak pemimpin yang mahir berorganisasi, mahir mengkondisikan massa, mahir dalam hal mencari peluang untuk kemajuan organisasi/pemerintah. Di Indonesia tipikal pemimpin politis seperti ini banyak kita temukan. Tapi kenapa dengan banyaknya pemimpin berkarakter organisatoris bangsa ini tidak beranjak maju?

Satu hal; karena mereka bukanlah cendekiawan. Kebanyakan politisi itu hanya memiliki keunggulan dengan karir selama berorganisasi. Mereka lupa bahwa pengalaman (praktek) tidak akan sempurna tanpa diimbangi oleh intelektualitas. Mereka para politisi cenderung percaya diri bisa memakmurkan dan menyejahterakan rakyat hanya dengan prinsip-prinsip normatif yang mereka pelajari dari omongan-omongan pidato dan khotbah. Ilmu pengetahuan yang didapat dengan cara seperti ini tentu memiliki banyak kelemahan.

Hasyim yang tidak puas hanya belajar petuah dan khotbah, melangkang buana mempelajari banyak ilmu pengetahuan melalui buku. Buku dan kitab-kitab yang Hasyim pelajari sangat banyak. Sejak masa kanak-kanak hingga usia 61 tahun sekarang ini, Hasyim sangat mencintai buku. Ia tipikal kutu buku.

Dari situlah wawasan pemikirannya luas dan memiliki bobot di banding kebanyakan politisi. Hasyim selalu memadukan antara teori dan praktek, antara ilmu dan amal. keduanya dianggap sebagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Memang, bagi kebanyakan masyarakat kita hal ini nampak sepele.

Hal ini wajar mengingat masyarakat kita kurang menghargai pemimpin berilmu dan berwawasan dan lebih senang menghargai pemimpin yang vokal, ahli pidato sekalipun miskin ilmu pengetahuan. Namun kalau kita sadar akan kebutuhan pemimpin masa depan, jelas kriteria ini adalah mutlak diperlukan seorang pemimpin.

Keempat. Hasyim adalah pribadi yang menjunjung moralitas sebagai pilar utama menjalani hidup. Di mana pun, moralitas, terutama moralitas politik jelas adalah sesuatu yang dibutuhkan masyarakat.

Sayangnya, di Indonesia, sosok-sosok bermoral biasanya tergusur oleh kekuatan mayoritas politisi yang mengabaikan prinsip ini. Seolah-olah jika sudah masuk ke dunia politik, moralitas dinomor duakan, sedangkan kekuasaan dinomor satukan, bahkan dipertuhankan.

Hasyim memang tidak anti kekuasaan. Yang ia tentang adalah kekuasaan yang melenceng dari moralitas. Karena itu ia selalu menegaskan bahwa ia tidak mau menerima uang suap apalagi korupsi. Sekali lagi, Hasyim hanya bisa menerima kekuasaan jika melalui proses yang bermoral.

Sungguh, ia sosok tiada dua di Temanggung, bahkan sangat langka ditemukan di Indonesia. Sosok berkarakter seperti Hasyim barangkali adalah Gamawan Fauzi, Mantan Bupati Solok yang kini berhasil menjadi Gubernur Sumatra Barat karena integritas moralnya, bukan karena uang atau karena faktor lain.

Saat Temanggung dilanda krisis kepemimpinan, kehadiran sosok Hasyim adalah berkah bagi kita semua. Kandidat-kandidat lain kebanyakan sudah terjebak pada praktek politik a-moral seperti menjadi tersangka korupsi, terdakwa dan sering melakukan praktek suap. Kalau kita mau jujur, rasanya tidak perlu lagi melirik kandidat lain yang nota-bene memiliki masalah dan secara kualitas kalah jauh disbanding dengan Hasyim Afandi.(zaenal efendi)

11/12/07

Jabatan sebagai Amanat

Apa alasan Hasyim Afandi Maju menjadi Kandidat Bupati Temanggung?

Berikut ini adalah petikan wawancara Arbain Nawawi dengan Pak Hasyim awal November 2008 lalu;
Bapak menyatakan kesiapan maju menjadi kandidat bupati Temanggung 2008-2013. Dulu Anda termasuk sosok yang "malas" berpolitik lagi. Kenapa sekarang berubah pikiran?
Ya.ini pertanyaan yang bagus. Sejak 2 tahun menjabat bupati Magelang sebenarnya saya mau mundur karena dalam kekuasaan itu banyak godaan yang bisa menjerumuskan saya kepada praktek kejahatan. Saya merasa kekuasaan itu benar-benar gampang membuat orang berbuat aniaya, sekalipun juga gampang kalau kita gunakan untuk tujuan mulia. Rencana mundur itu saya batalkan karena saya sudah terlanjur mengemban amanat rakyat. Kalau saya putus di tengah jalan tentu saya kurang amanah. Lalu saya selesaikan sampai masa akhir jabatan. Selanjutnya ketika banyak orang, termasuk para kyai magelang meminta saya maju mencalonkan bupati Magelang ke-2 kali langsung saya tolak. Saya memilih tidak berkuasa lebih lama, karena semakin lama semakin banyak godaan yang bisa menjerumuskan saya ke neraka. Nah, kemudian sekarang saya mendapat amanat dari banyak orang untuk maju dalam pencalonan bupati Temanggung. Setahun yang lalu saya sudah ditawari terus menerus. Mulai dari tetangga sampai ketua partai banyak yang meminta saya berkenan maju. Tadinya saya bersikukuh tidak ingin maju karena realitas politik pada umumnya sering memakai jalan munkar. Tapi setelah Golkar dan PAN bersungguh-sungguh menghindari politik uang saya akhirnya luluh. tentu saja sikap lunak saya ini bukan karena kekuasaan itu sendiri, melainkan karena amanat banyak orang yang menitipkan melalui saya. Saya merasa ini adalah amanat. Karena itu saya harus menghormati mereka. Tentu saya juga berharap agar saya dibantu sepenuh hati dalam mengemban amanat ini. Dukung saya jika saya berjalan dijalan yang benar, dan tegurlah saya sekeras-kerasnya jika tindakan saya salah. Saya ini bukan siapa-siapa.

Maaf, selama ini partai-partai politik termasuk PAN dan Golkar nyaris tidak luput dari tradisi money politics, alias suap. Apakah tidak ada "udang dibalik batu" dari kedua partai itu?

Diskusi dengan mereka tidak sekali dua kali. Saya kira kita harus bersikap positif dengan ide mereka. Kalaupun nanti di tengah jalan ada praktek-praktek yang berbeda dengan kesepakatan awal saya dengan PAN dan Golkar saya akan bersikap santai. Yang meminta mereka, saya hanya ingin menjadi pelayan masyarakat, bukan sebagai peminta kekuasaan. Amanat itu berat. Sungguh aneh kalau banyak yang mencari amanat, apalagi harus dengan cara membeli amanat. Kalau seandainya,–maaf,- katakanlah kedua partai itu akhirnya meminta uang, saya akan pulang dan tidur saja di rumah. Jangankan ratusan juta. Sepuluh juta pun tidak akan saya layani. Saya tidak mau dengan praktek yang menyimpang dari etika politik, apalagi menyimpang dari aturan agama yang saya anut.

Anda merasa punya gagasan untuk membangun Temanggung lebih baik?

O, kalau ini tentu. Tidak jadi bupati pun saya punya gagasan….hehe…Yang jelas sektor pelayanan publik dan pertanian harus ditingkatkan. Modernisasi sudah berjalan, namun berjalan di area krisis berkepanjangan. Saya kira kita harus membangun Temanggung ini secara cepat dengan gagasan-gagasan pembangunan yang merakyat. Rakyat sudah menunggu kemajuan di berbagai sektor. Pertengahan desember nanti rencana strategis yang saya miliki akan saya publikasikan ke masyarakat. (bersambung)

08/12/07

Maju tanpa Sesajen

Hasyim Afandi

Maju tanpa Sesajen

Teka-teki Hasyim Afandi akan maju menjadi calon Bupati Temanggung akhirnya terjawab sudah. Setelah Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional bulan September lalu menyatakan sepakat dengan prinsip politik bersih yang ditawarkan Hasyim, akhirnya mantan Bupati Magelang ini mengambil sikap."Saya maju karena Golkar dan PAN secara tulus mengajukan saya tanpa kontrak politik tertentu," katanya kepada Stanplat.

Kontrak politik yang ditolak Hasyim kewajiban memenangkan pemilu partai pengusung, kewajiban menyumbang uang sekian juta, mengalokasikan jatah kekuasaan atau memihak salahsatu golongan tertentu dan praktek-praktek haram lainnya. Sedangkan kontrak politik dalam pengertian mengabdi kepada rakyat tidak perlu ditanya lagi. "Selama tujuannya untuk kemaslahatan mayoritas rakyat, saya siap maju," kata Ulama toleran asal Besaran Parakan ini.

Majunya Hasyim ini memang sempat menjadi tanda tanya masyarakat karena selama ini mayoritas pengurus partai politik dikenal 'mata duiten'. Biasanya, setiap ada kandidat dari luar partai dipastikan harus memberikan 'sesajen' baik berupa kontrak alokasi jatah kekuasaan maupun uang.

Nampaknya Golkar dan PAN sudah melangkah maju untuk cuci bersih dari kebiasaan partai politik yang selama ini gemar melakukan praktek tercela. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa selama Hasyim bernegosiasi dengan pihak Golkar maupun PAN tidak pernah ada transaksi politik secara khusus. Lalu, bagaimana dengan bakal calon wakilnya?

Menurut Hasyim, jika bakal calonnya menyimpang dari hukum, aturan dan etika politik, termasuk melanggar hukum agama jelas akan mengotori proses yang sedang berjalan baik ini. "Saya harap pendamping saya juga harus bertindak fair play," pesannya.

Siapa kandidat pendamping Hasyim?

Dari berbagai sumber yang dihimpun Stanplat , rupanya sampai saat ini calon wakil Hasyim masih dalam proses seleksi. Hasyim sendiri dalam hal ini memilih bersikap kompromi dan terbuka. Bersama partai-partai politik dan organisasi massa yang simpatik dengannya, ia akan menyeleksi kandidat calon wakilnya.

Siapa mau? Gratis, tanpa sesajen!

(faiz manshur)

(sumber, Stanplat Temanggung edisi 17 Desember 2007)

06/12/07

Tentang Kami

Blog ini adalah media informasi Tim Sukses non Partai Politik Hasyim-Afandi.
Kami hadir ke hadapan Anda untuk mengenalkan sosok Hasyim Afandi yang saat ini dicalonkan PAN dan Partai Golkar untuk Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Temanggung periode 2008-2013.

Seluruh isi blog ini adalah tanggungjawab Tim Relawan Hasyim-Afandi kepada Hasyim-Afandi, tidak berhubungan dengan organisasi manapun, termasuk Partai Politik Manapun. Kami bekerja sebagai relawan gerakan politik oleh dorongan moral mendukung seorang sosok yang cerdas, humanis dan pro rakyat. Kepentingan Hasyim Afandi maju menjadi kandidat Bupati Temanggung adalah untuk rakyat Temanggung. Hasyim menolak transaksi money politics dan pola-pola perembutan kekuasaan melalui jalan mungkar. Hasyim berpegang teguh pada kesadaran untuk mengutakan kepentingan rakyat di bidang ekonomi, pemerintahan, sosial, agama, pendidikan, agro-industri dan ketentraman.

Maju Bersama Sejahtera!

Tim Relawan

Redaksi:
Maesa Fikri Abdullah(koordinator)
Sri Adaniyati
Zaenal Efendi
Arbain Nawawi
Andi S. Wahyudi

02/12/07

galeri poto hasyim

Ia seorang intelektual organik, sosok elit di Temanggung yang merakyat terhadap kaum bawah. Ia sosok kutu buku yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Cakrawala pemikirannya luas, berpadu dengan pengalaman langsung di lapangan. Sekalipun umurnya sudah bukan muda lagi (61 tahun), tapi pikirannya mengikuti selalu perkembangan jaman. Komunikasi dengan kaum muda pun lancar tanpa halangan. Moralitas dan keberaniannya dalam memimpin membuat sosok ini sangat disegani. Berani menolak suap, tegas terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme. Berani melarat untuk kepentingan rakyat.
Ia adalah pemimpin rakyat terpercaya.

Usahanya menggenjot anak buahnya di Pemda Magelang agar memperhatikan pertanian berbuah hasil manis. Kecamatan Kajoran sekarang dikenal produktif penghasil buncis unggulan.
Perhatiannya kepada kaum petani direalisasikan saat menjabat Bupati Magelang 1999-2004. Berkat visi dan kepemimpinan Hasyim sampai sekarang pertanian di Magelang mengalami kemajuan pesat.
Berbagi pengalaman dengan Purnomo Yusgiantoro

Tukar pikiran dengan menteri sosial Bachtiar Chamzah


Hasyim dalam acara jantung sehat bersama fungsionaris DPP Partai Golkar (2003)

01/12/07

Galeri Poto Hasyim

Menerima kunjungan presiden Jerman (2004)

Dalam acara do'a perdamaian di borobudur 2002


Kepeduliannya terhadap dunia pendidikan tidak diragukan lagi

Bercengkrama dengan jagoan humor, KH Abdurrahman Wahid
Dalam acara silaturrahim dengan warga Magelang di Jakarta (2001)


Hasyim Afandi (keempat dari kiri), rutin berdiskusi bersama para ulama Temanggung