28/11/07

Hasyim Afandi Siap Dicalonkan Jadi Bupati

Wawasan: Temanggung, CyberNews. Teka-teki sejumlah kalangan mengenai kesediaan KH Hasyim Affandi untuk dicalonkan menjadi Bupati Temanggung periode 2008-2013, terjawab sudah. Mantan Bupati Magelang, yang saat ini juga menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Temanggung itu menyatakan siap untuk dicalonkan menjadi Bupati Temanggung.

Hasyim mengaku, selama ini memang banyak didatangi orang, yang selain bersilaturahmi juga menanyakan kemungkinan pencalonan dirinya sebagai Bupati Temanggung. Sejumlah parpol juga dengan terus terang berminat untuk mengusungnya.

''Sebagai manusia, sebelum menjawab pertanyaan tadi saya harus mengukur, baik secara pribadi, keluarga, agama dan lainnya. Jawabannya, bila itu menyangkut sebuah tugas dan panggilan, maka insya allah saya bersedia,'' kata dia, di rumahnya, Desa Danurejo, Kecamatan Kedu.

Menurutnya, jawaban yang dikemukan itu tentunya telah melalui berbagai pertimbangan. Antara lain, pertimbangan pribadi dan keinginan masyarakat. Pertimbangan pribadi adalah menyangkut apa yang akan dicari dari jabatan bupati tersebut.

''Karena bagaimanapun, saya sudah pernah merasakan saat bertugas di Kabupaten Magelang dan bahkan harus menolak untuk dipilih kedua kalinya. Kemudian menyangkut keinginan masyarakat, yakni agar ada perbaikan di Temanggung,'' tuturnya.

Dikatakan, saat ditanya masyarakat soal kemungkinan maju ke Pilbup 2008, dirinya sempat mengajukan pertanyaan kepada Parpol yang bakal mengusungnya. Terutama menyangkut kontrak politik, hal-hal ideal seputar Parpol dan lainnya. Hal itu dilakukan, karena dia merasa trauma dengan hal-hal yang menyimpang.

''Akan tetapi, ketika kontrak politiknya adalah agar bisa membawa Temanggung yang lebih baik, saya mantap untuk maju," jelas mantan Kepala Depag Kabupaten Magelang sekaligus Ketua DPD II Golkar Kabupaten Magelang itu.

Sebagai Ketua MUI, Hasyim tidak ingin melakukan hal-hal yang menyimpang baik dari agama, pemerintah maupun etika. Dan kondisi itupun telah diketahui oleh Parpol yang hendak mengusungnya. Bahkan masyarakat juga paham dengan posisi dia, sehingga mereka mengaku siap mendukung, meski tanpa money politics.
( henry sofyan/cn09 ) www.wawasandigital.com

Apa Pedagang Lesehan Boleh Jualan

Dari Sosialisasi Jagad Jawa

BOROBUDUR- Kali kedua rencana pembangunan Pasar Seni Jagad Jawa (PSJJ) disosialisasikan ke masyarakat di Kantor Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, kemarin. Sebelumnya, sosialisasi di Balai Desa Borobudur, 3 Desember 2002.

Sekitar 110 orang yang hadir dari perwakilan pedagang kios, relokasi, lesehan, kartu pos, cuci mobil, usaha MCK, tukang becak, andong, dan HPI. Sementara itu yang bukan pelaku wisata adalah kepala desa, Badan Perwakilan Desa LKMD, tokoh masyarakat dan pemuda, LSM Tanker, petugas Kantor Balai Studi dan Konservasi Candi Borobudur.

Tim Konsultasi Jagad Jawa diwakili Yudiatmoko dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Sayang, Ketua Tim Dr Wiendu Nuryanti kembali tidak bisa datang.

Bupati Magelang Drs H Hasyim Afandi menganalogikan secara sederhana rencana pengembangan kawasan Borobudur, termasuk PSJJ. ''Ada dana untuk membangun, meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ya diterima.''

Simak dialog Bupati Hasyim dengan Margito, pedagang lesehan di Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB).

''Apa pedagang lesehan boleh berjualan di PSJJ?'' tanya Margito.

''Semua boleh. Tak ada yang disingkirkan,'' jawab Bupati Hasyim.

''Jam berapa PSJJ akan dibuka. Saya usul wisatawan nantinya berjalan kaki ke Candi Borobudur, jangan naik kereta wira-wiri.''

''PSJJ akan dibuka tiap hari pukul 06.30 dengan maksud agar wisatawan yang datang pagi bisa lebih dulu memanfaatkan usaha jasa MCK. Wisatawan tak akan dipaksa naik kereta wira-wiri, sehingga bisa berjalan kaki, menumpang andong atau becak.''

''Apakah dengan adanya PSJJ dijamin masyarakat bisa ditata? Candi Borobudur tidak semrawut?''

''Tujuan penataan memang untuk mengurangi kesemrawutan. Namun kalau tidak bisa ditata, manusia itu ya begitu.''

''Apakah PSJJ berlantai tiga, tidak menganggu arsitektur bangunan Candi Borobudur?''

''Gubernur Jateng sudah izin Unesco dalam rangka BIF 2003. Sekjen Unesco akan datang ke Borobudur pertengahan tahun ini.''

Badari, tokoh masyarakat Dusun Gedingan, memberikan konfirmasi soal isu biaya untuk menempati kios di PSJJ, Rp 7 juta - Rp 8 juta.

Yudiatmoko mengungkapkan, nantinya sewa, besarnya sama dengan harga sewa saat ini di TWCB. Bahkan akan diusulkan adanya subsidi silang untuk penghuni kios.

''Apa PSJJ mampu menampung semua pedagang di TWCB?''

''Konsepnya mampu. Yang akan dibangun 1.200 unit. Namun keputusan 1.200 kios itu bukan harga mati.''

Yanto, salah seorang hadirin menanyakan, tujuan membangun PSJJ memindahkan parkir dan berjualan?

''Tidak. Kami akan meluaskan keramaian agar tertata dengan baik, sehingga wisatawan nyaman,'' jawab Bupati Hasyim.

Imam Widodo dari HPI mengusulkan agar pendataan pedagang yang akan masuk PSJJ ditangani lembaga yang independen untuk menghindari kemungkinan adanya permainan. Namun hendaknya yang diutamakan, masuk PSJJ warga Borobudur.

Bupati setuju terhadap usulan itu. Masyarakat Borobudur diprioritaskan. Untuk itu diminta PT Taman bekerja sama dengan lembaga independen dalam mendata pedagang.

Camat Borobudur Endot Sudiyanto SSos mengungkapkan, sosialisasi itu akan dilanjutkan ke semua desa di wilayah itu. Karena yang diprioritaskan adalah delapan desa sekitar Candi Borobudur, yaitu Candirejo, Wanurejo, Borobudur, Tuksongo, Tanungsari, Ngagogondo, Ringin Putih, dan Bumiharjo. (pr-64j)

Sapi Doyan Dawet

PoultryIndonesia.Com, Tertawa. ENTAH mimpi apa Ny Tuminah semalam. Perempuan 60 tahun warga Magersari, Kecamatan Magelang Selatan, Jawa Tengah, ini mesti terbirit. Coba bayangkan nenek-nenek lari sekencang itu, padahal ia tidak sedang ikut lomba Agustusan. Ia sedang menyelamatkan diri dari serudukan sapi, yang memporakporandakan dagangannya.

MEMANG dasar lagi apes. Hari Rabu (3/9) itu sebenarnya hari istimewa. Para warga memadati Lapangan drg Soepardi di Kota Mungkid di Kabupaten Magelang. Mereka bersiap menonton demonstrasi karapan sapi, sebuah adu cepat yang biasa dilakukan di Madura. Demonstrasi ini diadakan dalam rangkaian penutupan "Gelar Potensi dan Promosi Peternakan", bagian dari Hari Kebangkitan Peternakan dan Kesehatan Hewan yang secara nasional dipusatkan di tempat ini. Ny Tuminah pun merasa bakal banyak pembeli minuman dawetnya, yang ia jajakan di pinggir arena pameran berhias jerami kering tersebut. Ia yakin penonton yang kegerahan oleh panasnya udara bakal menyerbu dagangannya. Memang betul ada yang menyerbu, cuma mereka bukan manusia, tetapi para makhluk berkaki empat. Dengan mendengus-dengus seperti banteng di dalam lukisan masa romantik, sapi-sapi itu yang mestinya dielu-elukan sebagai ’atlet sapi’, malah melaju ke arah stan minuman dawet. Langsung saja Ny Tuminah bangkit, dan ambil langkah seribu-meski nyatanya baru belasan langkah sudah terengah. Maklum, ia sudah bergelar ’manula’ dan berhak mengantungi KTP seumur hidup. Ratusan penonton menjerit-jerit saat dua pasang sapi menabrak langsung dagangan dawet. Akibatnya minuman berujud cendol bersantan dan pemanis dari gula jawa itu tumpah berhamburan. Satu dosin gelas pecah. Sebuah "krombong' penyangga dagangan ringsek. Korbannya bukan hanya dawet tumpah, tetapi juga stan cenderamata yang terkena serempetannya. Penunggu stan lari tercerai-berai sambil menjerit. Meski masih dag-dig-dug, Ny Tuminah sedikit lega karena Bupati Magelang Hasyim Afandi menyatakan segera memberi ganti rugi. Nilai dagangan dawet itu Rp 150.000. "Ada pepatah kalau ditabrak sapi akan mendapat anugerah. Pedagang dawet tadi dagangannya cepat habis karena tumpah, artinya dia cepat pulang. Saya sudah meminta untuk diganti kerugiannya," kata Afandi. Meski sempat terhenti karena insiden itu, demonstrasi karapan sapi tetap dilanjutkan. Dan orang bertepuk girang melihat sapi-sapi bisa berlarian kencang. Hewan-hewan bertanduk itu tidak lagi menyasar ke arah minuman dawet. Mungkin karena semua sudah tumpah. and/ant