11/12/07

Jabatan sebagai Amanat

Apa alasan Hasyim Afandi Maju menjadi Kandidat Bupati Temanggung?

Berikut ini adalah petikan wawancara Arbain Nawawi dengan Pak Hasyim awal November 2008 lalu;
Bapak menyatakan kesiapan maju menjadi kandidat bupati Temanggung 2008-2013. Dulu Anda termasuk sosok yang "malas" berpolitik lagi. Kenapa sekarang berubah pikiran?
Ya.ini pertanyaan yang bagus. Sejak 2 tahun menjabat bupati Magelang sebenarnya saya mau mundur karena dalam kekuasaan itu banyak godaan yang bisa menjerumuskan saya kepada praktek kejahatan. Saya merasa kekuasaan itu benar-benar gampang membuat orang berbuat aniaya, sekalipun juga gampang kalau kita gunakan untuk tujuan mulia. Rencana mundur itu saya batalkan karena saya sudah terlanjur mengemban amanat rakyat. Kalau saya putus di tengah jalan tentu saya kurang amanah. Lalu saya selesaikan sampai masa akhir jabatan. Selanjutnya ketika banyak orang, termasuk para kyai magelang meminta saya maju mencalonkan bupati Magelang ke-2 kali langsung saya tolak. Saya memilih tidak berkuasa lebih lama, karena semakin lama semakin banyak godaan yang bisa menjerumuskan saya ke neraka. Nah, kemudian sekarang saya mendapat amanat dari banyak orang untuk maju dalam pencalonan bupati Temanggung. Setahun yang lalu saya sudah ditawari terus menerus. Mulai dari tetangga sampai ketua partai banyak yang meminta saya berkenan maju. Tadinya saya bersikukuh tidak ingin maju karena realitas politik pada umumnya sering memakai jalan munkar. Tapi setelah Golkar dan PAN bersungguh-sungguh menghindari politik uang saya akhirnya luluh. tentu saja sikap lunak saya ini bukan karena kekuasaan itu sendiri, melainkan karena amanat banyak orang yang menitipkan melalui saya. Saya merasa ini adalah amanat. Karena itu saya harus menghormati mereka. Tentu saya juga berharap agar saya dibantu sepenuh hati dalam mengemban amanat ini. Dukung saya jika saya berjalan dijalan yang benar, dan tegurlah saya sekeras-kerasnya jika tindakan saya salah. Saya ini bukan siapa-siapa.

Maaf, selama ini partai-partai politik termasuk PAN dan Golkar nyaris tidak luput dari tradisi money politics, alias suap. Apakah tidak ada "udang dibalik batu" dari kedua partai itu?

Diskusi dengan mereka tidak sekali dua kali. Saya kira kita harus bersikap positif dengan ide mereka. Kalaupun nanti di tengah jalan ada praktek-praktek yang berbeda dengan kesepakatan awal saya dengan PAN dan Golkar saya akan bersikap santai. Yang meminta mereka, saya hanya ingin menjadi pelayan masyarakat, bukan sebagai peminta kekuasaan. Amanat itu berat. Sungguh aneh kalau banyak yang mencari amanat, apalagi harus dengan cara membeli amanat. Kalau seandainya,–maaf,- katakanlah kedua partai itu akhirnya meminta uang, saya akan pulang dan tidur saja di rumah. Jangankan ratusan juta. Sepuluh juta pun tidak akan saya layani. Saya tidak mau dengan praktek yang menyimpang dari etika politik, apalagi menyimpang dari aturan agama yang saya anut.

Anda merasa punya gagasan untuk membangun Temanggung lebih baik?

O, kalau ini tentu. Tidak jadi bupati pun saya punya gagasan….hehe…Yang jelas sektor pelayanan publik dan pertanian harus ditingkatkan. Modernisasi sudah berjalan, namun berjalan di area krisis berkepanjangan. Saya kira kita harus membangun Temanggung ini secara cepat dengan gagasan-gagasan pembangunan yang merakyat. Rakyat sudah menunggu kemajuan di berbagai sektor. Pertengahan desember nanti rencana strategis yang saya miliki akan saya publikasikan ke masyarakat. (bersambung)