28/11/07

Sapi Doyan Dawet

PoultryIndonesia.Com, Tertawa. ENTAH mimpi apa Ny Tuminah semalam. Perempuan 60 tahun warga Magersari, Kecamatan Magelang Selatan, Jawa Tengah, ini mesti terbirit. Coba bayangkan nenek-nenek lari sekencang itu, padahal ia tidak sedang ikut lomba Agustusan. Ia sedang menyelamatkan diri dari serudukan sapi, yang memporakporandakan dagangannya.

MEMANG dasar lagi apes. Hari Rabu (3/9) itu sebenarnya hari istimewa. Para warga memadati Lapangan drg Soepardi di Kota Mungkid di Kabupaten Magelang. Mereka bersiap menonton demonstrasi karapan sapi, sebuah adu cepat yang biasa dilakukan di Madura. Demonstrasi ini diadakan dalam rangkaian penutupan "Gelar Potensi dan Promosi Peternakan", bagian dari Hari Kebangkitan Peternakan dan Kesehatan Hewan yang secara nasional dipusatkan di tempat ini. Ny Tuminah pun merasa bakal banyak pembeli minuman dawetnya, yang ia jajakan di pinggir arena pameran berhias jerami kering tersebut. Ia yakin penonton yang kegerahan oleh panasnya udara bakal menyerbu dagangannya. Memang betul ada yang menyerbu, cuma mereka bukan manusia, tetapi para makhluk berkaki empat. Dengan mendengus-dengus seperti banteng di dalam lukisan masa romantik, sapi-sapi itu yang mestinya dielu-elukan sebagai ’atlet sapi’, malah melaju ke arah stan minuman dawet. Langsung saja Ny Tuminah bangkit, dan ambil langkah seribu-meski nyatanya baru belasan langkah sudah terengah. Maklum, ia sudah bergelar ’manula’ dan berhak mengantungi KTP seumur hidup. Ratusan penonton menjerit-jerit saat dua pasang sapi menabrak langsung dagangan dawet. Akibatnya minuman berujud cendol bersantan dan pemanis dari gula jawa itu tumpah berhamburan. Satu dosin gelas pecah. Sebuah "krombong' penyangga dagangan ringsek. Korbannya bukan hanya dawet tumpah, tetapi juga stan cenderamata yang terkena serempetannya. Penunggu stan lari tercerai-berai sambil menjerit. Meski masih dag-dig-dug, Ny Tuminah sedikit lega karena Bupati Magelang Hasyim Afandi menyatakan segera memberi ganti rugi. Nilai dagangan dawet itu Rp 150.000. "Ada pepatah kalau ditabrak sapi akan mendapat anugerah. Pedagang dawet tadi dagangannya cepat habis karena tumpah, artinya dia cepat pulang. Saya sudah meminta untuk diganti kerugiannya," kata Afandi. Meski sempat terhenti karena insiden itu, demonstrasi karapan sapi tetap dilanjutkan. Dan orang bertepuk girang melihat sapi-sapi bisa berlarian kencang. Hewan-hewan bertanduk itu tidak lagi menyasar ke arah minuman dawet. Mungkin karena semua sudah tumpah. and/ant

Tidak ada komentar: